BHS INDONESIA KELAS XII "TEKS CEPEN"

 TEKS CERPEN

Pengertian dan Ciri-ciri Cerpen

Cerpen  (cerita  pendek)  adalah  karangan  pendek  yang  berbentuk  prosa. Sebuah cerpen mengisahkan sepenggal kehidupan tokoh yang penuh pertikaian, peristiwa,  dan pengalaman.  Tokoh  dalam  cerpen  tidak  mengalami  perubahan nasib.

Ciri-ciri cerpen sebagai berikut:

1.    Bentuk tulisannya singkat, padat, dan lebih pendek daripada novel.

2.    Terdiri  kurang dari 10.000 kata.

3.    Sumber cerita dari kehidupan sehari-hari, baik pengalaman sendiri maupun orang lain.

4.    Tidak melukiskan seluruh kehidupan pelakunya karena mengangkat masalah tunggal atau sarinya saja.

5.    Habis dibaca sekali duduk dan hanya mengisahkan sesuatu yang berarti bagi pelakunya saja.

6.    Tokoh-tokohnya dilukiskan mengalami konfl ik sampai pada penyelesaiannya.

7.    Penggunaan kata-katanya sangat ekonomis dan mudah dikenal masyarakat.

8.    Sanggup  meninggalkan  kesan  mendalam  dan  mampu  meninggalkan  efek pada perasaan pembaca.

9.   Menceritrakan  satu  kejadian,  dari  terjadinya  perkembangan  jiwa  dan  krisis,tetapitidak  sampai    menimbulkan  perubahan  nasib.

10. Beralur tunggal dan lurus 

11. Penokohannya  sangat  sederhana,  singkat,  dan  tidak mendalam


Menganalisis unsur-unsur intrinsik cerpen


Unsur intrinsik adalah unsur yang membangun karya itu sendiri. 

Unsur–unsur intrinsik cerpen mencakup:

1.   Tema adalah ide pokok sebuah cerita, yang diyakini dan dijadikan sumber cerita.

2.   Latar(setting) adalah tempat, waktu , suasana yang terdapat dalam cerita. Sebuah cerita harus jelas dimana berlangsungnya, kapan terjadi dan suasana serta keadaan ketika cerita berlangsung.

3.   Alur (plot) adalah susunan peristiwa atau kejadian yang membentuk sebuah cerita.

4.   Perwatakan menggambarkan watak atau karakter seseorang tokoh yang dapat dilihat dari tiga segi yaitu melalui:dialog tokoh, penjelasan tokoh, penggambaran fi sik tokoh

5.   Sudut pandang Sudut pandang (point of view) adalah bagaimana cara pengarang menempatkan atau memperlakukan dirinya dalam cerita yang ditulisnya. Apakah ia bertindak sebagai tokoh utama? Apakah ia hanya berperan sebagai pengamat saja? Apakah dia hanya bertindak sebagai penonton?

Penokohan

Penokohan adalah bagaimana sang pengarang memberikan watak terhadap tokoh cerita,
    apakah tokoh itu baik, jahat, cerewet, bijaksana, dan lain-lain. 

Ada beberapa macam dalam melukiskan tokoh cerita, yaitu:

1.    melukiskan bentuk lahir dari tokoh /pelaku

2.    melukiskan jalan pikiran tokoh/pelaku atau yang melintas dalam pikirannya

3.    bagaimana reaksi tokoh/pelaku terhadap kejadian

4.    pengarang dengan langsung menganalisis watak tokoh/pelaku

5.    melukiskan keadaan sekitar tokoh/pelaku

6.    bagaimana pandangan-pandangan tokoh/pelaku lain terhadap tokoh/pelaku   utama

7.    perbincangan tokoh-tokoh/pelaku-pelaku lain terhadap pelaku utama

8.    penjelasan tokoh/pelaku lain terhadap pelaku utama

9.    dialog antartokoh/antarpelaku

10. ucapan-ucapan tokoh/pelaku


 Ada beberapa macam dalam melukiskan tokoh cerita, yaitu:

1.    melukiskan bentuk lahir dari tokoh /pelaku

2.    melukiskan jalan pikiran tokoh/pelaku atau yang melintas dalam pikirannya

3.    bagaimana reaksi tokoh/pelaku terhadap kejadian

4.    pengarang dengan langsung menganalisis watak tokoh/pelaku

5.    melukiskan keadaan sekitar tokoh/pelaku

6.    bagaimana pandangan-pandangan tokoh/pelaku lain terhadap tokoh/pelaku   utama

7.    perbincangan tokoh-tokoh/pelaku-pelaku lain terhadap pelaku utama

8.    penjelasan tokoh/pelaku lain terhadap pelaku utama

9.    dialog antartokoh/antarpelaku

10. ucapan-ucapan tokoh/pelaku


CONTOH PERWATAKAN TOKOH


1.  Tokoh :aku” berwatak tidak peduli atau acuh tak acuh dan cemas. Watak tersebut dideskripsikan melalui jalan pikiran tokoh. Misalnya “Aku hanya tersenyum ringan menjawab sapaannya. Tanpa merasa terusik oleh kehadiran bocah laki- aki seusia Reza -adik laki-lakiku yang masih duduk di bangku SMP- itu, aku pura-pura tak menghiraukan. Berulangkali aku longokkan wajahku ke arah barat, ke arah datangnya bus kota yang akan mengantarkan aku ke tujuanku, kampusku. Dengan harap-harap cemas kutengok arloji yang melingkar di pergelangan tangan kiriku, 10 menit sudah aku berdiri di halte bus ini tetapi bus yang kutunggu belum juga muncul.

2.  Tokoh Bocah laki-laki berwatak sok tahu dan optimis. Watak tersebut dideskripsikan dengan cara penjelasan pengarang dan ucapan tokoh. Misalnya,  “Kapan ya Mbak, Bapak Caleg yang punya bendera ini akan datang ke Solo?” Dengan nada bicaranya yang sok tahu perpolitikan di Indonesia, dia berkomentar. “Kalau Bapak Caleg datang ke sini, aku akan bersalaman dengannya, dan pasti wartawan akan berebut memfotoku.” Sambil tersenyum-senyum tanpa dosa bocah itu berusaha menarik-narik ujung bendera yang berkibar berjajar memenuhi pinggir jalan di samping halte bus yang telah dipenuhi calon penumpang.

3.  Tokoh Pemuda berwatak gagah, berperawakan tinggi besar, berkulit kuning bersih, tampan, berwibawa,  bersuara sangat lantang. Watak tersebut dijelaskan oleh pengarang. Misalnya, “Hai Bocah, apa yang kau lakukan?” Bocah itu buru-buru menghentikan aktivitasnya ketika di sampingnya telah berdiri sosok pemuda gagah, berperawakan tinggi besar, berkulit kuning bersih, tampan berwibawa, menegurnya dengan suara sangat lantang membuatnya terperanjat.

4.  Tokoh Lelaki berwatak tinggi, bertubuh kekar, dan berkulit hitam sangat pekat, berwajah garang. Watak tersebut dideskripsikan dengan cara penjelasan pengarang. Misalnya, Seorang lelaki tinggi, bertubuh kekar, dan berkulit hitam sangat pekat telah berada di sampingnya, wajah garangnya nyaris bersentuhan dengan keningnya yang basah oleh keringat dingin.

 Sampai sini  dulu materi Bhs Indonesia 
🙏🙏🙏



Komentar

Postingan populer dari blog ini

TUGAS BHS INDONESIA MEMBUAT TEKS DESKRIPSI KLS VIIA, VIIB, VIIC

PERBEDAAN TEKS LAPORAN PERCOBAAN DENGAN TEKS LAIN KELAS IXA, IXB, IXC

MENYUSUN KERANGKA TEKS DESKRIPSI BERDASAR OBJEK YANG DIAMATI